Untitled Document
Dijaman sekarang, banyak orang yang melakukan perceraian dengan begitu mudahnya, seolah-olah nilai perceraian itu semudah kehilangan materi yang telah dikeluarkan untuk berlangsungnya acara pernikahan itu, jika besok hari telah terkumpul modal baru dapat menikah lagi.
Entah apakah pemikirannya telah terkontraminasi dengan acara-acara artis yang kerap disiarkan stasiun TV yang banyak melakukan kawin cerai dengan mudahnya atau memang karena ke-egois-annya yang telah membuat picik pemikirannya untuk melakukan perceraian?
Ahlak dan batin manusia jaman sekarang rata-rata sulit menerima ajaran dan didikan, tidak seperti orang-orang jaman dahulu yang saling bahu membahu untuk kebersamaan, antara suami istri dapat saling terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi, hal itu membuat rumah tangga jadi semakin harmonis tanpa saling curiga.
Saya pribadi sangat menyayangkan banyak prinsip-prinsip yang dipakai orang-orang jaman sekarang hanya menjadi sebuah senjata agar apa yang dilakukannya itu tampak seolah-olah benar, seperti pemikiran "setiap orang punya rahasia", itu salah satu contoh yang tampak kelihatan benar tapi menyesatkan dalam prakteknya.
Dengan menyimpan rahasia justru semakin membuat buruk keadaan suatu hubungan, jika memang tidak bersalah kenapa harus takut untuk share segala sesuatunya dengan pasangan kita? jika tidak dihantui ketakutan, kenapa harus merahasiakan usaha atau pendapatan yang telah diperoleh dengan pasangan kita? semua ini kembali lagi pada awalnya, mengapa dinikahi kalau kita tidak percaya?
Baik buruknya pasangan kita adalah orang yang paling pantas untuk berbagi, sangat tidak adil rasanya jika membuat pasangan kita menjadi seseorang yang tidak jelas keberadaan atau posisinya dalam sebuah rumah tangga.
Jika tanpa akal tentunya kita akan kecewa dan memang harus jeli dalam menentukan atau memilih pasangan hidup kita, jika tanpa "budi pekerti" maka rumah tangga tidak akan berjalan harmonis, akan tetapi jika kita telah memilih, mengapa tidak saling terbuka dan berbagi?
Sungguh aneh rasanya jika ada orang yang telah memilih seseorang menjadi pasangan hidupnya, dan tak lama kemudian memutuskan untuk bercerai dengan berbagai macam dalih yang seolah-olah tampak benar adanya,,tapi dibalik itu rata-rata sebagian besar orang memvonis kata "cerai" hanya demi kepentingan pribadinya.
Dari permasalahnya yang tampak panjang cerita itu cuma ada dua kategori dalam vonis "cerai" (diluar kekerasan rumah tangga tentunya), pertama karena kehadiran orang baru yang telah mengisi hatinya dan ujung-ujuangnya soal cinta barunya itu hanyalah kamuflase, intinya adalah "SEX".
Yang kedua bisa juga karena ketamakan, takut apa yang telah diraihnya hilang atau ketidak puasan yang berhubungan dengan harta atau materi dengan dalih
"ya ia donk nanti makan mau pake apa?".
Apakah benar fakta kejujurannya seperti itu?
99% sangat omong kosong kalo vonis cerai itu karena materi semata, rata-rata memang karena ketamakan yang lebih dominan dari pada nilai kesetiaannya.
Kita semua mendambakan pasangan yang jujur dan bersih tanpa noda kepalsuan tentunya. Sangat menyakitkan kalau perjalanan rumah tangga harus dilalui dengan panggung sandiwara.
Tapi seandainya kita mendapatkan pasangan yang membawa kita pada kepalsuan, atau pasangan yang selalu merahasiakan segala sesuatu karena menganggap diri kita tidak layak untuk tau, sebaiknya biarkan semua itu terjadi, janganlah kita yang mem-vonis "cerai", ikhlaskanlah semua hal menyakitkan itu, hingga pasangan kita sendiri yang mem-vonis kata "cerai", dengan begitu kita tidak menambah beban kesalahan pada diri kita sendiri.
Bagaimanapun pernikahan adalah sesuatu hal yang sangat sakral dan suci dihadapan Tuhan.
Sumpah setia pada saat kita menikah mungkin bukan cuma disaksikan oleh manusia yang hadir pada saat itu, tapi bisa juga para dewa atau malaikat bahkan para khodam dari tamu undangan dan mahluk kasat mata lainnya.
Jika kita telah terlanjur divonis cerai oleh pasangan hidup kita, sebaiknya berlapang dadalah, coba berdoa pada Tuhan memohon ampun agar kita senantiasa terbebas dari dosa-dosa yang telah kita perbuat, memohon pada-Nya agar tunjukkanlah jalan yang lurus dan terang dan memohon agar dapat meng-ikhlaskan semua yang telah dialami oleh diri kita..
Janganlah kita mendendam pada pasangan kita itu, terlebih telah dikaruniai anak pada saat menikah, kasihanilah pasangan kita sekejam apapun yang telah diperbuatnya, dan hargailah dan sayangilah anak-anak yang telah dilahirkan, karena "anak" adalah satu-satunya bukti cinta yang pernah ada dalam pernikahan tersebut walaupun berujung perceraian.
Sungguh berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya, semoga semua mahluk berbahagia.....