Unknown
www.kandangyangtenang.com
Syair Dalam Kandang Yang Tenang bagian dua, semoga bermanfaat kandangyangtenang.com
Syair #2:

Aku tidak dapat dikatakan sebagai seorang yang bijaksana,
namun aku belajar dari ajaran-ajaran kebijaksanaan,
menuangkan secangkir teh untuk mereka kaum bijaksana,
merangkul persahabatan dengan mereka yang disebut orang bijak,
aku mengasihani mereka yang berpikiran sempit,
aku bukanlah seorang penghukum,
akan tetapi untuk mengikuti prinsip hidup sebagaimana mestinya,
aku harus menghindari mereka yang telah berbuat curang


--0--

Tiada benda tajam yang tak jelas rupa
Hati manusialah yang tak dapat diterka
Baik menjadi jahat tak pernah dapat digariskan
Lembut menjadi kejam tak dapat diramalkan
Hari ini seperti layaknya saudara
Esok hari bertemu dimedan laga

--0--

Tiada api yang membakar tanpa sebab
Hati manusia egoislah sumber bahaya sesungguhnya
Hatinya lebih panas dari bara api
jiwanya seperti kayu lapuk yg tak dapat diukir
Begitulah kebodohan membakar hati manusia

--0--
Siapakah yang dapat menilai kebenaran sejati di dunia ini?
Datang namun mati, lahir namun pergi
Tak hidup dan tak menemukan ujung pangkalnya
Perubahan telah ada dalam hati sejak cahaya menjelma menjadi daging
Tanpa orang lain kita tidak mengenal lahir
Tanpa langit dan bumi tak ada kehidupan
Keselarasan diri dalam wadah membuat mahluk selalu tetap hidup

--0--
Keluar pintu tidak berganti nama
Kembali kerumah tidak berganti marga
Kaki melangkah menjungjung cita
Kedua tangan bergerak dengan indera
Memangdang alam semesta penuh cinta
Fikiran telah melampaui asa
Ketenangan akhirnya aku jumpa

--0--
Tiada sesuatu yang kekal
Namun ada yang abadi
Tiada cinta yang sejati
Namun ada yang tulus
Tiada persahabatan tanpa retak
Namun ada yang setia
Yang tak tampak adalah abadi
Yang tak menuntut adalah tulus
Yang tak picik adalah setia
Bukan menuntut apa yang kita mau
Namun membina apa yang harus dilakukan
Itulah perjuangan kasat mata
Berjuang, barulah mendapatkan


--0--
Secawan arak mengingatkanku pada kawan lama
Secangkir teh mengingatkanku pada keluarga
Dalam poci yang sama berbeda isi
Namun tetaplah persaudaraan yang indah

--0--




Labels:
0 Responses

Post a Comment